LUWU, SAORAKYAT– Bupati Kabupaten Luwu, H. Patahudding, mengaktifkan saluran irigasi sekunder Padang-padang Daerah Irigasi Tomatoppe di Desa Kurusumanga, Kecamatan Belopa, Rabu (9/7/2025).
Aktifnya saluran irigasi ini ditandai dengan membuka pintu air tersebut yang akan mengaliri 1.000 hektar sawah di enam desa. Diantaranya, Desa Pasamai, Senga Selatan, Kasiwiang, Cakkeawo, Malela, dan Cimpu Utara. Dengan begitu, petani di wilayah itu sudah dapat kembali menggarap lahan persawahannya.
Sebelumnya, saluran irigasi ini tidak berfungsi menyuplai air ke sawah di enam desa. Pasalnya Bendung Radda mengalami kerusakan akibat banjir luapan air Gunung Latimojong beberapa waktu lalu.
Hangga akhirnya, petani di wilayah tersebut mengalami kerugian hingga puluhan miliar rupiah selama dua musim tanam gagal panen.
“Saya mendapat laporan ada 1.000 hektar sawah gagal tanam karena rusaknya sejumlah irigasi akibat bencana banjir. Dampaknya, kerugiannya mencapai miliaran rupiah. Saya instruksikan instansi teknis segera mencari solusi agar sawah bisa kembali dialiri air,” kata H. Patahudding.
Setelah ditinjau oleh tim teknis, solusinya mengalihkan pasokan air dari Bendung Tomatoppe ke areal persawahan yang biasanya disuplai Bendung Radda.
Kepala Dinas PUTR Luwu, Ikhsan Asaad, menjelaskan, Pemkab Luwu mengalokasikan anggaran sebesar Rp350 juta dari APBD 2025 untuk membangun bangunan sadap, pintu air, dan beberapa infrastruktur pendukung.
“Pekerjaan rampung dan hari ini langsung difungsikan ditandai dengan dibukanya pintu air oleh Bapak Bupati,” sebutnya.
Sementara, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Luwu, Islamuddin menyebut, intervensi cepat ini sangat berarti bagi petani.
“Selama dua musim tanam sawah tidak berproduksi, kerugiannya mencapai lebih dari Rp36 miliar. Kini petani di enam desa bisa segera menanam kembali di musim tanam kedua,” jelasnya.
Untuk jangka pendek, suplai air dialihkan melalui Bendung Tomatoppe Bajo.
Diketahui, banjir bandang luapan air dari hulu Gunung Latimojong medio Mei 2024 merusak sistem irigasi Bendung Radda yang menjadi sumber air bagi enam desa tersebut.
Pemkab Luwu berjanji terus berupaya memperbaiki sistem irigasi permanen di Bendung Radda, sehingga petani dapat kembali berproduksi seperti sebelumnya(*)