Bupati Luwu, H.Basmin Mattayang mengunjungi wilayah terdampak banjir. foto: kominfo Luwu
LUWU, Saorakyat–Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Luwu bagian selatan, mulai dari Larompong Selatan, Larompong, Suli dan Suli Barat sudah saatnya menjadi perhatian serius pihak berkompoten. Bupati Luwu diminta duduk bersama Forkopimda membahas masalah tersebut secara komprehensif.
Bukan sekadar kunjungan dan mendirikan posko. Kemudian berpose tanpa beban miris atas derita warga atas bencana itu. Padahal bencana banjir itu, sebagai tamparan ketidakberdayaan pemerintah dan pihak berkompoten atas penyebab banjir. Terlepas dari curah hujan tinggi.
Banjir di wilayah Kelurahan Suli. foto: jurnalis warga
Karena yang dibutuhkan adalah penanganan secara komprehensif. Dari hulu hingga ke hilir. Pihak berkompoten, saatnya membuka mata, banjir tersebut sudah pada bencana serius.
Diketahui, bencana banjir di wilayah selatan Luwu ini terjadi setiap tahunnya, hinga antara empat kali. Tidak hanya merendam areal pemukiman penduduk, tapi juga merusak tanaman perkebunan dan areal persawahan. Belum lagi fasilitas umum maupun fasilitas pendidikan. Kerugian tak lagi terhitung.
Banjir di Keppe, Desa Rantebelu, Larompong. foto: jurnalis warga
Masyarakat di empat wilayah kecamatan itu sudah gerah situasi tersebut. Karena tak adanya upaya menghentikan pembukaan lahan massif di wilayah pegunungan. Bahkan sejumlah beranda media sosial facebook, ramai menyebut, soal perambahan hutan sulit teratasi. Ada yang menyebut jeruk makan jeruk, maling teriak maling. Pun disebutkan entah siapa melarang dan siapa dilarang.
Kalimat protes warga tersebut, semakin memperkuat indikasi adanya perambahan hutan yang terorganisir dan pembiaran. Lalu bagaimana sikap pihak terkait di Luwu? Baik itu pihak Kepolisian, Kejaksaan, Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup.
Banjir di Desa Dadeko, Larompong Selatan. foto: jurnalis warga
Bupati Luwu, H Basmin Mattayang meninjau langsung ke sejumlah lokasi yang terdampak banjir di Kecamatan Suli, Suli Barat, Larompong dan Larompong Selatan, Sabtu (6/6/20)
Tanggap Bencana (Tagana) yang berada sejak pagi di Kecamatan Suli telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Luwu untuk melalukan pendataan warga terdampak bencana, sambil mengupayakan pemberian bantuan secepatnya sesuai instruksi bupati.
โKita akan segera menyiapkan posko bagi para warga terdampak dan bantuan darurat akan segera disalurkan untuk meringankan beban masyarakatโ, ujar Bupati Luwu.
Dengan demikian, upaya taktis yang dilakukan BPBD itu atas intruksi Bupati Luwu, hanya sekadar aksi yang tak memberi solusi. Karena hanya penanganan sementara. Yang dibutuhkan, adalah sikap tegas dan pemikiran komprehensif atas penyebab banjir itu.
Sebelumnya dilansir Wilayah Selatan Luwu Dilanda Banjir, Diduga Akibat Perambahan Hutan di Hulu. Dugaan itu, mendapat pembenaran dari sejumlah nitezen. Kemarin, nyaris warga di wilayah empat kecamatan itu meramiakan lini masa foto-foto banjir dengan berbagai komentar kritik atas perambahan hutan.(**)