LUWU, SAORAKYAT—Objek wisata pantai Ponnori, Desa TemboE, Kecamatan Larompong Selatan, Luwu, tercemar sampah-sampah pelastik sepanjang hamparan pasir putih.
Pemandangan ini, menghilangkan keindahan alam dan nilai estetik pantai pasir putih ini. Padahal jika ditata dan dikelola dengan baik, terutama dalam kebersihan akan menjadi daya tarik tersendiri.
Selain merusak estetik natural pantai ini, juga mencemari lingkungan sekitar pantai. Sampah-sampah pelastik, dari botol air mineral,.air gelas dan sampah pelastik lainnya dari kemasan makanan ringan.
Belum lagi sampah rumahan, bekas Pampers, bekas kulit pisang dan sampah rumahan lainnya berhamburan di hamparan pasir putih itu.
Selain itu, adanya pecahan beling sekitar kawasan itu yang menjadi ancaman bagi bocah-bocah yang bermain dan berlarian di pasir putih itu.
Seorang pengunjung dari Maros, sedikit miris dengan objek wisata ini yang cukup potensial tapi tidak dikelola dengan baik dan profesional.

Padahal, untuk masuk wilayah itu harus bayar retribusi Rp20 ribu per-satu unit roda empat. Sewa Kasebo Rp50 ribu dan untuk kamar mandi Rp5.000 yang dikelolah secara pribadi warga sekitar.
“Sayang sekali pak, ini pantai tidak diurus kebersihannya. Banyak sampah pelastik bertebaran dan pecahan beling,” sebut Uchi warga Maros yang datang berlibur bersama keluarganya.
Dia menilai, peran pemerintah kurang terhadap kelestarian lingkungan di pantai ini. Karena tidak tersedianya,, tempat-tempat pembuangan sampah.
“Minimal disediakan tong sampah, lalu dibuatkan papan untuk menjaga kebersihan. Agar pengunjung maupun warga sekitar tidak buang sampah di sembarang tempat. Apalagi membuang ke laut,” pungkas warga ini yang menyebut dirinya seorang tenaga kesehatan di Makassar.
Dia mengatakan, sejatinya dari uang retribusi masuk itu, paling tidak sebagian untuk biaya kebersihan. Termasuk untuk penyediaan tong sampah.
Warga setempat, Abdul menyebut jika pantai ini bukan milik Pemda Luwu Tapi dikelola pemerintah desa. Selain itu, kawasan di sekitar adalah milik warga. (*)




