Peringati May Day Serikat Pekerja Luwu Raya Menggelar Unjuk Rasa di BMS

banner 468x60

BELOPA SAORAKYAT.COM, – Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day), Serikat Pekerja Luwu Raya (SPLR) menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu masuk PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS), Kamis (1/5/2025).

Dalam aksi tersebut, SPLR menyuarakan empat tuntutan utama terkait keselamatan dan kesejahteraan pekerja, khususnya di wilayah Kabupaten Luwu.

banner 336x280

Koordinator aksi, Wawan Kurniawan, menyampaikan orasi yang menyoroti sejumlah permasalahan ketenagakerjaan.

“Pertama, kami menolak politik upah murah. Kedua, mendesak pemberian jaminan sosial bagi seluruh buruh. Ketiga, menuntut penghapusan sistem outsourcing. Dan keempat, meminta penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang profesional,” tegas Wawan.

Ia menilai, perusahaan di Luwu, termasuk PT BMS, masih minim perhatian terhadap aspek keselamatan kerja.

“Beberapa insiden, termasuk yang berujung fatal, telah terjadi di area smelter BMS dan menyebabkan korban jiwa dari kalangan buruh,” ungkapnya.

Tuntutan tersebut, kata Wawan, mendesak untuk ditanggapi serius oleh pihak perusahaan demi mencegah kecelakaan kerja berulang.

Senada dengan Wawan, orator lainnya, Abdul Hafid, mengungkapkan bahwa kecelakaan kerja yang menewaskan karyawan PT BMS diduga akibat kelayakan operasional mesin yang dipertanyakan.

“Pernyataan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyebutkan bahwa mesin yang digunakan dalam insiden tersebut belum memiliki Surat Keterangan Layak K3 dari Dinas Tenaga Kerja saat kejadian,” jelasnya.

“Inilah yang kami perjuangkan agar setiap buruh terlindungi secara hukum, baik dalam aspek keselamatan kerja maupun kesejahteraan,” tegas Hafid.

Aksi unjuk rasa di depan gerbang utama (Pintu 1) PT BMS berlangsung dengan pembakaran ban dan sempat disertai penyanderaan satu unit truk kontainer yang melintas di jalur Trans Sulawesi.

Insiden ini memicu ketegangan antara massa aksi dengan aparat keamanan dari Polres Luwu, TNI, dan satuan pengamanan perusahaan.

Penyanderaan kontainer berlangsung sekitar 30 menit dan menyebabkan kemacetan arus lalu lintas, meski akhirnya berhasil diurai oleh aparat yang berjaga.

Sekitar pukul 12.30 WITA, menjelang waktu salat Zuhur, massa SPLR membubarkan diri dengan tertib.(*)

 

 

banner 336x280