Plat Deker di Padang Kalua Disorot

banner 468x60

LUWU, SAORAKYAT—Pemanfaatan Dana Desa (DD) sejatinya direncanakan secara matang, bukan sekadar proyeknisasi, sehingga tidak  difungsikan masyarakat dengan baik.

Di Desa Padang Kalua, Kecamatan Bua, Luwu, misalnya, pekerjaan plat deker tampak dikerja asal-asalan. Tidak dengan perencanaan yang matang. Baik dari posisi pembangunan, maupun hasilnya.

banner 336x280

Hal itu, akhirnya menuai protes dari sejumlah warga sekitar lantaran posisi jembatan tersebut kurang tepat, karena berada pada tikungan tajam. Kondisi ini dari sisi fungsinya mengancam keselamatan warga.

Pembangunan plat deker di Dusun Toro ini bersumber dari alokasi APBN Dana Desa (DD) Tahun 2025 dengan anggaran sebesar Rp 40an juta lebih dinilai berpotensi rawan kecelakaan.

“Plat deker dibangun tepatnya pada posisi tikungan tajam dan berada di ketinggian dan curam. Sepertinya asal dikerja tanpa perencanaan matang  pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan,” sebut seorang warga setempat yang minta identitasnya tak disebut.

Plat Deker Dibangun dari Dana Desa Menuai Sorotan, karena Diduga Dikerjakan asal-asalan. Foto: Supriadi-SR

Selain pekerjaan yang dinilai asal-asalan, penggunaan Dana Desa untuk proyek jembatan ini, diduga adanya mark-up anggaran.

Informasi dihimpun menyebutkan, plat duiker itu hanya menggunakan semen sekira 80 sak berat 40kg. Besi zigma 12 sebanyak 27 batang dan besi delapan 10 batang. Pasir empat truk dan batu empat truk.

“Perlu diaudit agar Dana Desa dapat benar-benar digunakan secara baik. Jika terdapat unsur penyimpangan agar menjadi perhatian,” pinta warga.

Sementara itu, Kepala Desa Padang Kalua, Umi menyebutkan tidak ada masalah dengan pekerjaan plat duiker tersebut.

Dia mengatakan, kalau ada yang persoalkan pekerjaan tersebut, silahkan hubungi saja pendampingnya.

“Kalau ada masalahnya, hubungi saja pendamping,” pungkas Umi.

Kepala Desa Umi, mengirim nomor handphone pendamping pekerjaan tersebut atas nama Rina.

Upaya konfirmasi ke nomor yang dimaksud, menepis jika dia seorang pendamping dan tidak mengetahui terkait kegiatan itu.

“Saya tidak tahu itu. Saya kerja di Palopo,”ujar Rina yang mengaku tinggal di Desa Padang Kalua.

Sikap Kepala Desa Padang Kalua ini yang terkesan tidak koperatif dan tidak bertanggungjawab sangat disayangkan oleh warga.

“Seharusnya koperatif, menjelaskan dengan baik dari pertimbangan pembangunan jembatan tersebut pada posisi kurang tepat. Juga jangan lempar tanggungjawab kepada orang yang sama sekali tidak mengetahui,” ketus warga.(*)

banner 336x280