Investasi cryptocurrency saat ini masih sangat menggiurkan. Tentu saja, dengan keuntungan peningkatan valuasinya dari waktu ke waktu yang begitu luar biasa.
Di Indonesia sendiri, sudah banyak basis penggunanya dan beberapa perusahaan berdiri khusus untuk menjadi platform jual beli (transaksi) bitcoin.
Setelah melansir dari Cointelegraph, harga Bitcoin sukses menembus harga Rp 173,6 juta atau setara dengan US$ 12.400 [Asumsi US$ 1 = Rp 14.000] pada Selasa (18/8/2020).
Apabila Bitcoin mampu melampaui resistensi US$ 12.113,50, maka harga Bitcoin akan terus naik ke harga US$ 13.000.
Tapi sebaliknya apabila harga Bitcoin gagal bertahan di atas US$ 12.113,50, harga Bitcoin bisa turun ke rata-rata US$ 11.457, di mana harga Bitcoin dikatakan melemah.
Selain itu, data yang diperoleh dari AssetDash menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini mencapai lebih dari US$ 226 miliar, dan terus meningkat 3,2% dalam 24 jam. Perilaku bullish Bitcoin (BTC) ini menunjukkan BTC sebagai aset paling berharga ke-25 berdasarkan kapitalisasi pasar, tepat di belakang PayPal dengan US$ 230 miliar.
CEO PT Pintu Kemana Saja (Platform Cryptocurrency) Jeth Soetoyo mengungkapkan harga Bitcoin hari ini hingga akhir tahun 2020 berpeluang menyentuh US$ 15.000. “Menembus angka US$ 15.000, mengingat pada tahun 2017 harga Bitcoinnaik 3 kali lipat dalam kurun waktu tiga bulan, sehingga kemungkinan untuk mencapai nilai tersebut sangatlah mungkin, ini juga bergantung pada permintaan di pasar,” kata Jeth dalam Riset yang Diterbitkan Pintu.
Menurutnya, kenaikan harga Bitcoin terjadi karena adanya langkah The Fed baru-baru ini yang diprediksi mengarah pada inflasi yang lebih tinggi. Data yang dirilis Pemerintah AS pada pekan lalu 11 Agustus 2020 menunjukkan, bahwa harga grosir Juli naik lebih dari yang diprediksi.
“Inflasi dapat semakin melemahkan posisi dollar, mendorong imbal hasil obligasi lebih rendah dan memberikan dorongan lain untuk aset safe-haven seperti bitcoin.” (Dirman)