LUWU, SAORAKYAT—Warga di Desa Rante Balla, Latimojong, Luwu, Sulawesi Selatan, kembali blokade akses jalan menuju perusahaan tambang emas milik PT Masmindo Dwi Area.
Aksi menutup jalan menuju lokasi tambang ini, sejak Jumat (8/8/2025) hingga Sabtu (9/8/2025) masih berlangsung di Desa Ranteballa, Kecamatan Latimojong.
Warga menuntut pemberdayaan warga setempat, lampu penerangan jalan dan debu setiap hari lantaran mobilitas armada perusahaan serta pembebasan lahan yang belum tuntas oleh perusahaan pengeruk perut bumi Latimojong ini.
Blokade jalan tersebut membuat sejumlah kendaraan perusahaan tidak dapat melintas. Sejumlah karyawan Masmindo terpaksa berbalik arah.
Warga tetap akan melakukan aksinya, jika pihak perusahaan tidak memiliki niat baik untuk menerima tuntutan warga tersebut.
Baca juga : PDAM Luwu Krisis Sarana dan Prasarana
Sebab selain soal keamanan warga, akibat mobilitas armada perusahaan tambang, juga mengakibatkan debu sepanjang hari. Kondisi ini oleh warga cukup menganggu kesehatan.
Belum lagi jalan umum tersebut yang disewa Masmindo dari Pemkab Luwu banyak rusak dan dibiarkan tanpa ada upaya perbaikan.
Seorang warga mengatakan, perusahaan tambang ini hanya mau mengeruk isi bumi Latimojong. Tapi tidak peduli dengan kondisi jalan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
“Pemda Luwu juga harus bertanggungjawab, jangan hanya cari untung saja. Tapi tidak peduli dengan rakyat. Karena menyewakan jalan umum untuk perusahaan tambang. Tidak sama dengan perusahaan tambang di daerah lain, sangat perhatian perbaikan jalan. Bahkan membangun jalan sendiri, bukan gunakan jalan umum,” timpal seorang warga dalam aksi tersebut.
Saat aksi blokade berjalan seorang ibu rumah tangga memblokade jalan dengan menggunakan bambu dan sehelai bendera merah putih.
Dirinya melakukan aksi protes ini agar perusahaan tambang bertanggung jawab. Karena akses jalan menjadi rusak serta menimbulkan debu yang sangat merugikan warga akibat truk lalu lalang.
“Apa gunanya tambang emas ini kalau tidak dipasangkan lampu jalan,” kata warga bernama Neni, dikutip dari tayangan Headline News, Metro TV, Sabtu, (9/8/2025)
Warga berharap pihak manajemen PT Masmindo menemui ratusan pengunjuk rasa dan berjanji akan merealisasikan tuntutan pengunjuk rasa.
Diketahui, aksi blokade jalan menuju lokasi tambang tidak hanya kali ini. Protes soal kerusakan jalan dan pemberdayaan dan pembebasan lahan yang bermasalah.
Meski demikian, pihak perusahaan tak jarang enggan menemui aksi protes warga. Bahkan menganggap aksi protes warga terhadap keadilan dan ketimpangan sosial dianggap sebagai bentuk menghalangi investasi tambang.
Sebelumnya juga aksi protes dilakukan warga Desa Bone Lemo, Kecamatan Bajo Barat. Aksi protes terhadap kerusakan jalan ini diawali dengan surat resmi Kepala Desa Bone Lemo yang ditujukan ke Bupati Luwu
Baca juga : Bupati Koltim Digelandang KPK di Makassar
Protes itu berakhir setelah adanya kesepakatan dan komitmen pihak Masmindo melalui pertemuan yang di mediasi Camat Bajo Barat.
Upaya konfirmasi ke pihak Masmindo belum berhasil. Sebab pihak perusahaan terkesan tertutup dengan hal demikian.
Begitupun dengan sejumlah anggota DPRD Luwu, mulai dari Ketua DPRD hingga anggota DPRD Luwu seakan bungkam dengan kondisi yang terjadi di wilayah tambang Latimojong ini.
Ketua DPRD Luwu, Ahmad Gazali sama sekali tak merespon ketika dimintai keterangan terkait protes warga keberadaan tambang. Termasuk soal sewa jalan oleh Pemda Luwu. Pesan WhatsApp tak pernah direspon.
Sejumlah anggota DPRD Luwu menyebut tidak pernah dibahas di rumah wakil rakyat. Ironisnya, mereka bungkam dan enggan untuk menyuarakan aspirasi warga terkait persoalan tambang. Malah mereka hanya menjadikan issue liar di luar gedung DPRD, tapi tak ada aksi nyata.
Sementara Ketua Tim Satgas Investasi yang juga Sekretaris Daerah Luwu, Drs Sulaiman MM tidak bisa dihubungi. (**)




