Bupati Lutim Kucurkan Dana Rp2 Miliar Per Desa

LUTIM, SAORAKYAT— Bupati H. Irwan Bachri Syam lakukan terobosan untuk memajukan daerah melalui program Bantuan Keuangan Khusus (BKK). Program strategis ini rencananya dengan uji coba 33 desa. Setiap desa akan mendapat alokasi dana sebesar Rp2 milyar.  Program tersebut mendapat respon positif dari Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) Lutim.

“Kami yang bergabung dalam Apdesi Lutim respon positif atas program strategis tersebut,” kata Suharman, Ketua Apdesi Lutim kepada wartawan.

Suharman mengatakan, para kepala desa yang masuk  uji coba program strategis ini, akan menandatangani pakta integritas. Sehingga, program ini dapatr berjalan dengan baik dan terukur.

“Dana sebesar Rp2 miliar bukan jumlah kecil. Pemetaan potensi unggulkan harus disiapkan dengan baik. Itu dimaksudkan, agar pelaksanaan program tepat sasaran dan berdampak luas bagi masyarakat,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Desa Baruga, Irfan menyampaikan  apresiasinya terhadap kebijakan tersebut. Dia berpendapat, pendampingan dan perencanaan matang adalah kunci keberhasilan program ini.

“Kami menyambut baik program ini, tapi harus disertai dengan pengawasan dan pendampingan teknis. Jika dijalankan dengan benar, manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat,” ujar Irfan.

Sebagai informasi, program BKK Rp2 miliar per desa merupakan bagian dari strategi pembangunan daerah berbasis potensi lokal. Pemkab Lutim menargetkan agar desa-desa menjadi lebih mandiri dan mampu mengembangkan sektor-sektor unggulan mereka secara berkelanjutan.

Bupati Irwan sebelumnya mengungkapkan hal tersebut pada acara panen perdana di Desa Karambua, Kecamatan Wotu. Ia menjelaskan Program Rp2 miliar per desa ini menjadi salah satu program unggulan.

“Nanti kita duduk bersama, para kepala desa akan kami undang untuk menandatangani pakta integritas. Setiap desa akan mendeklarasikan potensi unggulannya masing-masing dalam kerangka pembangunan desa mandiri,” jelas Irwan.

“Khusus biaya operasional kepala desa yang saat ini sekitar Rp25 juta, kami naikkan menjadi Rp50 juta,” katanya.

Selain kepala desa, insentif dan biaya operasional juga akan diberikan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perangkat desa lainnya. Langkah ini kata Irwan, bertujuan mendorong desa menjadi lebih mandiri dan produktif.

Irwan menekankan pentingnya desa memiliki kemampuan menghasilkan pendapatan secara mandiri. Ia mencontohkan beberapa desa di Bali yang mampu meraih pendapatan hingga Rp15 miliar per tahun.

“Setiap tahun desa menerima berbagai anggaran, seperti dana desa, alokasi dana desa, BKK, dan lain-lain. Tapi jika pendapatannya tidak meningkat, itu indikator bahwa potensi belum dimaksimalkan,” tegasnya.

Sebagai contoh konkret, Bupati Irwan menyoroti potensi produksi ayam petelur dan ayam potong yang sangat dibutuhkan di Lutim. Ia menyayangkan jika kebutuhan pokok seperti telur masih harus didatangkan dari luar daerah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *