Menko Airlangga Pasrahkan ke Menkeu Purbaya

*Soal Duit Rp200 Triliun untuk Gerakkan Perekonomian

banner 468x60

JAKARTA, SAORAKYAT—Menko Perekonomian Airlangga Hartanto menyerahkan wewenang sepenuhnya kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang akan menggelontorkan dana Rp200 triliun ke perbankan milik negara.

Dana tersebut akan dialokasikan kepada enam Bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) untuk perkuat ekonomi.

banner 336x280

“Nanti tunggu dari menteri keuangan saja,” kata Menko Airlangga kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Kamis (11/9/2025) malam.

Sebelumnya, Purbaya mengungkapkan, dana segar sebesar Rp200 triliun yang akan digelontorkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal disalurlan ke enam bank pelat merah (Himbara).

Dia mengatakan, penyaluran dana itu akan dilakukan pada Jumat (12/9/2025) .

Dia mengatakan, dana yang digelontorkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tersebut, tidak memerlukan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

“Enggak (perlu PMK). Kalau PMK, kan saya yang tandatangani,” jelas dia.

Sebelumnya, Purbaya mengatakan, Kemenkeu telah siapkan dana Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke sistem perbankan. Dana tersebut untuk mendorong perekonomian Indonesia, bisa lari cepat.

Baca juga : Pemprov Sulsel Diganjar Daerah Peduli Ketahanan Pangan

Purbaya mengaku baru tahu ketika memimpin Kemenkeu, kondisi keuangan nasional sedang tercekik. Sehingga memicu perlambatan ekonomi dalam dua tahun terakhir. Hal itu yang memicu masyarakat sulit mencari pekerjaan akibat kebijakan moneter dan fiskal yang kurang jelas.

“Saya lihat Kemenkeu bisa berperan di situ dengan memindahkan sebagian uang yang selama ini ada di bank sentral. Kebanyakan, ada Rp430 triliun saya pindahan ke sistem perbankan Rp200 triliun. Kita akan menyebar di sistem supaya uangnya bisa tumbuh dan ekonominya bisa jalan lagi,” ujar Purbaya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Dia menjelaskan, langkah tersebut akan dibicarakan bersama Deputi Senior BI agar dana yang dikucurkan, tidak kembali diserap bank sentral. Melainkan bisa dimanfaatkan perbankan.

“Tapi kan bank enggak mendiamkan uang itu. Kan, ada costnya. Dia terpaksa mencari return yang lebih tinggi dari cost. Di situlah mulai kredit tumbuh. Jadi, saya memaksa market berjalan, caranya dengan memberi senjata ke mereka. Memaksa perbankan berpikir lebih keras untuk bekerja supaya dapat return tinggi,” tutupnya.(*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending