JAKARTA, Saorakyat.com–Meski kotak suara pemilu berbahan kardus menui sorotan, Ketua KPU RI Hasyim Asyari memastikan pada Pemilu 2024 mendatang tetap akan menggunakan kotak suara berbahan kardus.
“Masih digunakan, saya pastikan sudah digunakan,” kata Hasyim di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/5/2022).
Lalu, apa penjelasan KPU tetap menggunakan kardus? Padahal, Pemilu 2014, mereka sempat menggunakan kotak suara berbahan alumunium,
“Kalau yang aluminium itu adalah aset negara. Baru dirakit kalau mau pemilu, mau pilkada, setelah pemilu dan pilkada dibongkar lagi dimasukkan lagi,” jelas Hasyim.
Anggaran KPU untuk gudang itu kata dia, tidak selalu ada. Kalau itu jadi tanggung jawab KPU, itu siapa yang mau membiayai pergudangan?
“Kalau pun ada biayanya KPU pukul rata, semua daerah kabupaten kota, karena basisnya di kabupaten kota. Misalkan anggaran Rp 100 juta semua,” tambah dia
Hasyim mempertanyakan jika anggaran untuk gudang penyimpanan ini mencapai Rp 100 juta. Menurutnya, pemerintah bersama DPR juga belum tentu akan memberikan anggaran untuk ini.
“Pertanyaan berikutnya, mana ada gudang Rp 100 juta di Jakarta. Maka kemudian cara berpikirnya karena ini aset negara, kan harus dipertanggungjawabkan. Dan karena bahan aluminium itu kalau bahasa Jawanya itu cemolong, cemolong itu mendorong orang untuk nyolong, karena nilai ekonominya kan ada,” ucap dia.
KPU punya tanggung jawab untuk menjaga itu lanjutnya, kemudian dipindahkan statusnya dihapus yang bahan aluminium dan diganti sejak Pemilu 2019 menjadi bahan yang kardus kedap air.
Hasyim mengatakan, kotak suara berbahan kardus ini mempunyai banyak kelebihan dibanding alumunium. Termasuk lebih efisien.
“Karena statusnya itu habis pakai, habis pemilu selesai proses sengketa-sengketa selesai proses pengarsipan perdokumentasian selesai dokumen-dokumen kepemiluan di tingkat TPS selesai semua isinya kan dilelang, termasuk kardusnya kotaknya, itu lebih efisien,” kata dia.
Selain itu, Hasyim menjelaskan, KPU mendapat penghargaan dari Kemenkeu berkat kotak suara kardus ini. Karena dapat menghemat anggaran dan menambah pemasukan negara dalam pemilu 2019.
“Harap diketahui berdasarkan penjualan kotak yang digunakan untuk pemilu 2019 itu KPU setor ke kas negara penerimaan negara nonpihak peringkat pertama, KPU dapat penghargaan dari Kemenkeu semua ini urusannya untuk efisiensi dan efektivitas,” ucap dia.
Terkait masalah keamanan, Hasyim mengatakan sebenarnya sudah ada pihak yang akan mengamankan kotak suara selama Pemilu 2024. Ia meminta masalah ini tidak perlu diperdebatkan lagi.
“Kalau urusan jaminan keamanan kan jelas, kotaknya disegel dikasih kabel kemudian semua pengawas atau pemantau ada polisi teman-teman wartawan juga bisa menyaksikan di TPS-nya masing-masing,” ucap Hasyim.(*)