Bupati Luwu Tinjau Sejumlah Bendungan

* Sebagai Respon Cepat Keluhan Petani

LUWU, SAORAKYAT — Meski saat ini misum hujan, keluhan petani sulit mendapat suplai air untuk mengairi areal persawahan masih saja terjadi
di sejumlah wilayah di Kabupaten Luwu.

Krisis suplai air petani ini, oleh karena rusaknya beberapa bendung untuk mengairi ribuan hektare areal persawahan akibat banjir yang sering melanda daerah tersebut.

Selain bendung rusak, juga terjadinya sidementasi di sejumlah sungai dan irigasi-irigasi induk. Bebatauan dan endapan lumpur membentuk delta baru. Hingga air minim masuk ke areal persawahan.

Diketahui, tahun 2024 lalu terjadi banjir bandang di wilayah Luwu. Luapan sungai Bajo (Bendung Lekkopini dan Tomattope) yang berhulu sungai di Latimojong memporak-poranda sejumlah irigasi. Akhirnya membentuk sidementasi dari lumpur yang terbawah arus banjir.

Di wilayah Kecamatan Suli Barat dan sebagian wilayah Kecamatan Suli, berhulu sungai di Poringan, (Bendung Larandu) juga terjadinya kiriman lumpur yang tebal, hingga membentuk delta-delta baru di aliran sungai dan irigasi induk.

Hal yang sama terjadi di aliran sungai Larompong. Endapan lumpur dan bebatuan di sejumlah irigasi induk maupun irigasi kecil.

Baca Juga:

Satgas Pangan Usut Dugaan Pengoplosan Beras

Menyikapi problema petani Luwu ini, di tengah gencarnya Pemerintah Pusat untuk menjadikan Indonesia swasembada pangan, Bupati Luwu, Patahudding meninjau sejumlah bendung tersebut.

Mantan ASN Depag Luwu ini meninjau kondisi bendung dan saluran irigasi di Kecamatan Suli Barat dan Larompong pada Senin (14/7/2025).

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Luwu, Ikhsan Asaad, menjelaskan lima bendung yang mengalami kerusakan berada di wilayah Suli Barat, Suli, Bajo Barat, dan Larompong.

“Lima bendung ini merupakan kewenangan kabupaten, sementara dua lainnya merupakan kewenangan provinsi,” ujar Ikhsan, Senin (14/7/2025)

Iksan merinci, bendung yang menjadi kewenangan kabupaten, yakni Bendung Komba, Lumaring, Mamara, Salubua, dan Kaili Hulu.

Sementara dua bendung yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Sulsel adalah Bendung Laranduk dan Bendung Lekkopini.

Di Kecamatan Suli Barat, Bupati meninjau langsung salah satu bendung yang nyaris jebol akibat banjir. Akibatnya, saluran irigasi mengalami kerusakan parah dan tidak dapat berfungsi optimal.

Usai dari Suli Barat, rombongan yang turut didampingi Kepala Dinas PUPR Ikhsan Asaad dan Sekretaris Dinas PUPR Usdin Iskandar, melanjutkan peninjauan ke Bendung Larompong.

Di lokasi tersebut, warga mengeluhkan tingginya sedimentasi di dasar bendung, yang menghambat aliran air ke sawah.

“Masyarakat, terutama petani sangat bergantung pada air. Jika tidak tersedia, bagaimana mereka bisa menanam? Saya sudah minta Dinas PUPR dan Dinas Pertanian segera melakukan pendataan teknis dan mengusulkan langkah perbaikan,” tegas Patahudding.

Bupati Luwu berjanji akan melakukan pengerukan dan perbaikan teknis lainnya dalam waktu dekat.

“Ini akan segera kita tindak lanjuti. Pertanian adalah sektor prioritas, dan pemerintah tidak boleh membiarkan petani kesulitan air,” janji Bupati.

Kunjungan orang nomor wahid pengambil kebijakan di Luwu ini diklaim menjadi bentuk komitmen Pemda Luwu dalam merespons aspirasi masyarakat serta memastikan ketersediaan air bagi sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

Kunjungan Bupati Luwu ini mendapat apresiasi dari masyarakat dan para petani. Mereka berharap perhatian dari pemerintah bisa segera diwujudkan dalam bentuk perbaikan nyata di lapangan. Bukan sekedar berkunjung dalam bentuk seremoni yang tak menghasilkan harapan bagi petani.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *