Gubernur Sulsel Normalisasi Sungai Suli di Luwu Senilai Rp18,7 Miliar

banner 468x60

SULSEL, SAORAKYAT— Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman meluncurkan program normalisasi Sungai Suli di Kabupaten Luwu dengan anggaran senilai Rp18,7 miliar.

Andi Sudirman mengatakan program ini menjadi langkah strategis Pemerintah Provinsi Sulsel dalam mitigasi bencana banjir yang kerap melanda wilayah tersebut setiap musim hujan.

banner 336x280

Normalisasi ini akan difokuskan pada peningkatan kapasitas aliran sungai dan pengerukan sedimen yang selama ini menyebabkan meluapnya air ke permukiman warga.

“Program ini adalah ikhtiar kita bersama untuk mengurangi dampak banjir dan potensi kerugian masyarakat kita ketika musim hujan tiba,” ujar Andi Sudirman Sulaiman, Jumat (31/10/2025).

Sungai Suli diketahui menjadi salah satu titik rawan banjir di Luwu dan berdampak langsung terhadap aktivitas serta keselamatan masyarakat sekitar.

Ia menyampaikan Pemprov Sulsel terus menghadirkan solusi terhadap persoalan lingkungan dan infrastruktur daerah.

Menurutnya, langkah ini sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang berorientasi pada keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

“Insya Allah melalui program normalisasi ini, kita tentu berharap aliran Sungai Suli dapat kembali berfungsi optimal sehingga risiko genangan dan banjir dapat diminimalisir di masa mendatang,” cetusnya.

Baca juga : Mendagri: Kepala Daerah Perlu Efesiensi Belanja Birokrasinya

Diketahui, hulu Sungai Suli ini berada di Desa Poringan, Kecamatan Suli Barat. Belakangan ini rentan banjir. Sungai sepanjang aliran sungai tersebut membentuk delta-delta baru hingga muara.

Pembentukan delta baru tersebut akibat bebatuan dan tanah yang terbawah air dan longsor dari wilayah hulu (pegunungan). Hal itu akibat pembukaan lahan yang terbilang besar-besaran dan perambahan hutan.

Di wilayah pegunungan tersebut disebutkan oleh sejumlah warga oleh pembukaan lahan. Baik dari masyarakat Luwu maupun warga dari luar Luwu. Bahkan disebutkan beberapa oknum pejabat daerah setempat.

Akibatnya, wilayah pedesaan di Suli Barat dan Suli sepanjang aliran sungai tersebut rentan dilanda banjir. Tak hanya merendam pemukiman tapi juga merusak tanaman perkebunan dan pertanian warga hingga merusak saluran irigasi dan bendungan.

Di Suli Barat mulai dari Desa Kaili, Kelurahan Lindajang, Muhajirin, Salu Bua dan Tallang. Sementara di Kecamatan Suli, mulai Desa Papakaju, Botta, Lempo Pacci, Kelurahan Suli, Murante dan Towondu

Olehnya, dari beberapa tahun terakhir warga berharap persoalan banjir di wilayah tersebut tidak cukup hanya melakukan normalisasi. Tapi harus dari hulu ke hilir. Hutan harus dilestarikan dan mengendalikan perambahan hutan dan pembukaan lahan berlebihan. (*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *