LUWU, SAORAKYAT—Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Latimojong, Luwu (PDAM Luwu) sebagai penyedia air bersih mengalami krisis sarana dan prasarana.
Kondisi ini membuat pengelola air bersih untuk Kabupaten Luwu yang melayani 17 ribu pelanggan belum maksimal dan rentannya air tidak mengalir secara merata.
Di wilayah Belopa, Ibu Kota Kabupaten Luwu, melayani tujuh ribu pelanggan sejak resmi berdiri sebagai Perumda Tirta Latimojong tahun 2005. Sisanya terbagi di beberapa kecamatan di Luwu.
Kondisi rentannya air tidak mengalir, terjadi di sejumlah wilayah kecamatan. Penyebabnya, tak lain minimnya sarana dan prasarana penunjang pelayanan. Sehingga suplai air dari induk tidak mampu terlayani secara merata.
Bukan hanya jaringan distribusi air (pipanisasi) ke rumah pelanggan bermasalah, tapi konstruksi/bangunan intake yang kini rusak akibat diterjang banjir medio Mei 2024 lalu. Banjir itu menelan korban sedikitnya 15 orang meninggal dunia, tercatat 396 rumah rusak, hamparan sawah tersapu lumpur dan jaringan irigasi luluh lantak.
Baca juga : Warga Keluhkan Layanan Air Bersih PDAM Luwu
Akibat kerusakan bangunan intake Saronda dan Lekkopini, kini hanya sistem pompanisasi. Bukan lagi sistem gratifikasi yang dipakai sebelum diterjang banjir.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Luwu, Mardi Saleh, SE yang ditemui wartawan secara gamblang mengurai dan mengakui beberapa hal-hal krusial hingga pelayanan sering dikeluhkan pelanggan.
“Kami akui dan sadar pelayanan sangat jauh dari harapan pelanggan. Penyebabnya, beberapa kebutuhan mendasar yang rusak akibat banjir lalu,” ujar Mardi, Jumat (8/8/2025) di Belopa di hadapan sejumlah wartawan.
Mardi mengatakan, untuk saat ini pihaknya menggunakan sistem pompanisasi. Dua pompa ini dipakai secara bergantian. Kedua pompa ini bantuan Pemrov Sulsel pasca banjir lalu.
“Kondisi seperti sekarang, sumber air untuk masuk ke pipa induk sudah dangkal. Sehingga perlu dipompa masuk ke pipa induk agar dapat disuplai ke pipa jaringan distribusi,” ujarnya.
Upaya lain yang dilakukan dalam melayani kebutuhan air bersih dalam wilayah ibu kota jika ada permintaan, dengan pengangkutan mobil tangki.
“Saat ini juga armada mobil tangki PDAM Luwu hanya pinjam pakai milik Dinas Lingkungan Hidup. Itu pun kondisi kendaraannya sudah tua. Kondisinya rusak, jadi kami perbaiki agar difungsikan pelayanan air bersih jika ada permintaan masyarakat,” beber Mardi
Menurutnya, beberapa upaya dilakukan untuk saat ini yang perlu sokongan semua pihak. Salah satunya, usulan penyertaan modal ke Pemda Luwu sebesar Rp45 Miliar.
“Kita butuh dana penyertaan modal untuk memenuhi kebutuhan perbaikan sejumlah prasarana. Kita sadar, pelayanan kebutuhan air PDAM Luwu masih jauh dari harapan. Olehnya perlu kita semua bersama-sama untuk perbaikan sejumlah prasarana penunjang. Karena kebutuhan air ini adalah hajat orang banyak,” ujar Mardi.
Selain itu kata dia, pihaknya juga sudah mengusulkan ke Balai Besar SDA Kementrian PU untuk pindahkan penampungan air/sumber mata air di wilayah Paragusi. Namun hingga kini, belum ada respon dari pihak Kementerian PU.
“Idealnya dibangun waduk atau embung berskala besar, untuk antisipasi kemarau tahunan. Jika itu sudah tersedia, kebutuhan air bersih untuk Luwu akan terlayani dengan baik,” sebutnya.
Pihaknya juga optimis, jika dibangun waduk, kebutuhan air bersih tidak lagi dikhawatirkan adanya pencemaran air dari limbah industri.
Baca juga : Bupati Koltim Digelandang KPK di Makassar
“Baru-baru ini kami studi tiru dengan melibatkan pihak DPRD Luwu, dalam kaitan penyusunan Ranperda Penyertaan Modal dan Ranperda Kelembagaan. Kunjungan ke beberapa daerah melihat sistem penyediaan air bersih yang ada di Sulawesi dan Pulau Jawa,” ungkap Mardi.
Dia berharap, hasil kunjungan itu dapat disuarakan oleh pihak legislatif nantinya dalam kaitan penyediaan air bersih yang baik di Luwu ini.
“Kita berharap ada upaya dalam perbaikan sistem penyediaan air bersih di Luwu. PDAM Luwu sangat butuh sokongan dari Pemda atau bantuan dari pemerintah pusat maupun bantuan dari pihak-pihak swasta,” harapnya.
Sebab lanjutnya, jika opsi PDAM Luwu melakukan pinjaman melalui perbankan, itu sangat berisiko tinggi. Selain pengembalian dana yang cukup berat, juga kemampuan pendapatan PDAM untuk pengembalian masih sangat rendah.
“Kita tentu optimis ke depan PDAM Luwu, akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Jika kebutuhan sarana dan prasarana, terutama pada tersedia intake yang memadai,” ucapnya Optimis.(*)