Rektor UNM Laporkan Dosen Fakultas Teknik ke Polisi

banner 468x60

SULSEL, SAORAKYAT—Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Karta Jayadi, melaporkan dosen Fakultas Teknik UNM berinisial QD ke Polda Sulawesi Selatan (Sulsel).

Laporan tersebut lantaran merasa namanya dicemarkan atas dugaan kasus kekerasan seks (KS) yang diumbar QD pada sejumlah media massa.

banner 336x280

Kuasa hukum Rektor UNM, Jamil Misbach, menyebutkan Karta yang langsung datang ke Mapolda Sulsel di jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, pada Senin (25/8/2025) malam.

“Laporannya terkait pencemaran nama baik, Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP, serta fitnah di media sosial dengan UU ITE,” ungkap Jamil, dikonfirmasi Tirto, pada Selasa (26/8/2025).

Menurut Jamil, laporan resmi dilakukan karena dosen QD mengabaikan somasi yang dilayangkan Karta pada Jumat (22/8/2025) lalu.

Baca juga : Mendagri Dorong Kepala Daerah Kreatif dan Inovatif

Padahal, kata Jamil, Karta memberi kesempatan pada QD selama 3×24 jam untuk mengklarifikasi pemberitaan dugaan KS oleh Karta dan meminta maaf pada Karta.

“Somasi kami meminta QD mengklarifikasi semua pemberitaan yang beredar seraya meminta maaf dan menyesali perbuatannya. Apa yang telah dilakukan QD tidak hanya mencoreng pribadi Prof Karta, tapi juga lembaga UNM yang dipimpinnya,” tutur Wakil Sekjen DPN Peradi ini.

Diketahui sebelumnya, QD yang merupakan dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik UNM, melaporkan rektornya ke Itjen Kemdiktisaintek dan Polda Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dia mengaku tidak mampu lagi menahan penderitaan batin yang dialaminya setelah beberapa kali dikirimi pesan bernuansa seksual oleh Karta, dalam kurun 2022 hingga 2024.

“Apa yang saya lakukan ini bukan untuk cari sensasi atau mengincar jabatan di kampus, pada akhirnya saya harus berani bicara dan melawan atas pelecehan dan penghinaan atas kehormatan saya sebagai perempuan,” pungkas QD.

QD juga tidak gentar saat menerima surat somasi di rumahnya. Meskipun somasi tersebut menurut QD seperti hantaman susulan setelah perbuatan tidak senonoh rektor padanya.

“Saya orang Bulukumba, tempat lahirnya perahu pinisi. Prinsip saya, ‘Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai’, saya akan terus berjuang melawan ketidakadilan ini,” tutup QD.(**)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *