Dari kiri ke kanan, Kepala BNN Morowali, AKBP Mulyadi, Wakil Bupati Morowali Nadjamudin, Ketua GANN Morowali, Saleh dan Sekretaris GANN, Tia, keempat hadir dalam workshop ‘Penguatan Kapasitas kepada Insan Media untuk Mendukung Kota Tanggap Ancaman Narkoba’, di Morowali, Rabu (31/3/2021). Foto: Intan. Palu-Poso
MOROWALI, Saorakyat.com–Wakil Bupati Morowali, Nadjamudin mengungkapkan potensi penyebaran narkoba di Kabupaten Morowali sangat tinggi. Kondisi ini dikarenakan oleh beberapa faktor di antaranya masalah demografi, geografi dan ekonomi.
Hal itu ia sampaikan dalam workshop ‘Penguatan Kapasitas kepada Insan Media untuk Mendukung Kota Tanggap Ancaman Narkoba’, Rabu (31/3/’2021), di Morowali.
“Morowali daerah yang berpotensi besar peredaran narkoba. Sekarang peredaran narkoba sudah masuk di daerah pelosok yang tidak terpikirkan sebelumnya. Seperti Kecamatan Menui Kepulauan dan Bungku Selatan,” ujar Nadjamudin.
Dia menjelaskan mengapa penyebaran narkoba ditunjang oleh letak geografis. Morowali adalah wilayah strategis. Selain menjadi wilayah industri, daerah tersebut juga jembatan penghubung wilayah darat, laut, dan udara.
“Di Kecamatan Menui Kepulauan wilayah terdekat di Kendari, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Bahkan jalur laut kita bisa hampir seluruh wilayah di Indonesia,” jelas Nadjamudin.
Persoalan lain lanjut dia, masih banyak masyarakat Morowali yang tinggal di bawah garis kemiskinan. Hal itu menjadi faktor mudahnya penyebaran narkoba sebab barang haram tersebut menjanjikan dari sisi ekonomi jika dijual. Kemiskinan baginya merupakan masalah utama. Dari kemiskinan juga kriminalitas menjadi makin besar.
“Saya pikir Sumber Daya Manusia (SDM) di Morowali juga masih rendah. Padahal kita adalah daerah Industri. Masyarakat seakan belum siap menghadapi perubahan itu,” katanya.
Sementara itu, Kepala BNN Morowali, AKBP Mulyadi menjelaskan, dari hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan BNN, Kabupaten Morowali menjadi wilayah yang memiliki ketanggapan terhadap ancaman bahaya narkotika masih sangat rendah.
“Apalagi saat ini masih banyak orang yang tidak tahu bahaya narkoba. Ada orang yang menganggap narkoba digunakan sebagai alat peningkatan stamina untuk bekerja. Itu keliru,” kata Mulyadi.(sr)